KESELAMATAN ORANG TUA NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM DALAM PERSPEKTIF AL QURANUL KARIM....!!!!
Sebagian ulama menggolongkan ortu nabi Muhammad Saw ke dalam golongan yang selamat dari siksa neraka berdasarkan ayat-ayat Al Quran. Diantaranya dengan alasan bahwa ortu nabi termaktub dalam kategori :
Masa Fatrah yaitu masa kekosongan kenabian, sebagaimana diterangkan dalam potongan firman Alloh QS. Al Isro’ 15 :
ﻭَﻣَﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻣُﻌَﺬِّﺑِﻴﻦَ ﺣَﺘَّﻰ ﻧَﺒْﻌَﺚَ ﺭَﺳُﻮﻟًﺎ [ ﺍﻹﺳﺮﺍﺀ 15/ ]
Artinya,”Kami tidaklah mengadzab (suatu kaum) hingga kami mengutus (kepada mereka) seorang rasul”
Al Imam Al Hafizh As Suyuthi di dalam kitabnya al Hawi lil Fatawa Juz 3 hal 299 menerangkan pendirian yang dipegang guru beliau Syaikhul Islam Syarofuddin Al Munawiy :
ﻓﺈﻧﻪ ﺳﺌﻞ ﻋﻦ ﻭﺍﻟﺪ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻫﻞ ﻫﻮ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻓﺰﺃﺭ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﺎﺋﻞ ﺯﺃﺭﺓ ﺷﺪﻳﺪﺓ ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺍﻟﺴﺎﺋﻞ ﻫﻞ ﺛﺒﺖ ﺇﺳﻼﻣﻪ ﻓﻘﺎﻝ ﺇﻧﻪ ﻣﺎﺕ ﻓﻲ ﺍﻟﻔﺘﺮﺓ ﻭﻻ ﺗﻌﺬﻳﺐ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﺒﻌﺜﺔ، ﻭﻧﻘﻠﻪ ﺳﺒﻂ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺠﻮﺯﻱ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﻣﺮﺁﺓ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﻋﻦ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻓﺈﻧﻪ ﺣﻜﻰ ﻛﻼﻡ ﺟﺪﻩ ﻋﻠﻰ ﺣﺪﻳﺚ ﺇﺣﻴﺎﺀ ﺃﻣﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺛﻢ ﻗﺎﻝ ﻣﺎ ﻧﺼﻪ : ﻭﻗﺎﻝ ﻗﻮﻡ ﻗﺪ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ( ﻭﻣﺎ ﻛﻨﺎ ﻣﻌﺬﺑﻴﻦ ﺣﺘﻰ ﻧﺒﻌﺚ ﺭﺳﻮﻻ ) ﻭﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﻟﻢ ﺗﺒﻠﻎ ﺃﺑﺎﻩ ﻭﺃﻣﻪ ﻓﻤﺎ ﺫﻧﺒﻬﻤﺎ
Beliau (Al Imam al Hafizh Al munawi) ditanyai tentang keadaan orang tua Nabi s.a.w. Apakah di neraka ? Maka beliau menghardik sangat keras kepada orang yang bertanya tadi. Lalu orang yang bertanya tadi bertanya lagi kepada beliau: "Apakah keislaman orang tua nabi s.a.w tsabit (terdapat dalilnya) ???. Beliau menjawab: "Orang tua nabi s.a.w. meninggal di masa fatrah dan tidak ada siksaan sebelum diutusnya nabi.
Lalu Imam Suyuthi menuliskan pendapat cucu dari Ibnu Al-Jauzi di dalam kitabnya Miratuz Zaman :
ﻗﻮﻡ ﻗﺪ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ( ﻭﻣﺎ ﻛﻨﺎ ﻣﻌﺬﺑﻴﻦ ﺣﺘﻰ ﻧﺒﻌﺚ ﺭﺳﻮﻻ ) ﻭﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﻟﻢ ﺗﺒﻠﻎ ﺃﺑﺎﻩ ﻭﺃﻣﻪ ﻓﻤﺎ ﺫﻧﺒﻬﻤﺎ
“Sekelompok ulama telah berkata : “ Allah Swt berfirman: "Dan Kami tidak akan mengadzab sebelum Kami mengutus seorang rasul.” Sedangkan dakwah belum sampai kepada ayah dan ibunda Nabi s.a.w, lalu apa dosa keduanya (sehingga layak masuk neraka) ??
NB: Sebagaimana maklum diketahui bahwasanya orang tua nabi berada diantara masa kekosongan antara Nabi Isa a.s. dan Nabi Muhammad s.a.w. Keterangan saya cukupkan disini dan tidak dilanjutkan lebih jauh karena sudah banyak yang membahasnya.
Ketika Imam Sufyan bin Uyainah (salah seorang imam Mujtahid dan termasuk guru imam Syafi’i) ditanya “ Apakah ada seorang pun dari keturunan nabi Ismail yang menyembah berhala ? Maka beliau menjawab:
ﻻ ﺃﻟﻢ ﺗﺴﻤﻊ ﻗﻮﻟﻪ ( ﻭﺍﺟﻨﺒﻨﻲ ﻭﺑﻨﻲ ﺃﻥ ﻧﻌﺒﺪ ﺍﻷﺻﻨﺎﻡ )
“ Tidak ada. Apakah kamu tidak mendengar firman Allah Swt “ Dan jauhkanlah aku dan keturunanku dari menyembah berhala “ . (Q.S. Ibrahim: 35).
(Al Hawi lil Fatawa karya Al Imam Al Hafizh As Suyuthi Hal. 323 Juz. 3, Maktabah Syamilah)
Sebagian ulama lain berhujjah tentang selamatnya orang tua Nabi Muhammad Saw dengan ayat-ayat ini :
Allah Swt berfirman
ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺮَﺍﻙَ ﺣِﻴﻦَ ﺗَﻘُﻮﻡُ * ﻭَﺗَﻘَﻠُّﺒَﻚَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﺎﺟِﺪِﻳﻦ
َ“ Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud“ . (Q.S. As-Syu’ara’ : 218-219)
Sebagian ahli tafsir termasuk sahabat Ibnu Abbas (master ahli tafsir yang langsung didoakan oleh Nabi menjadi orang yg faqih dan ahli takwil) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan redaksi :
ﻭﺗَﻘَﻠُّﺒَﻚَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﺎﺟِﺪِﻳﻦ
(Dan perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud ) adalah perpindahan cahaya Nabi dari sulbi seorang ahli sujud (muslim) ke ahli sujud lainnya, sampai dilahirkan sebagai seorang nabi . Baca disini :
ﻣﺠﻤﻊ ﺍﻟﺰﻭﺍﺋﺪ - ( ﺝ 8 / ﺹ 395 )
13819 - ﺹ . 395 ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ } ﻭﺗﻘﻠﺒﻚ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﺎﺟﺪﻳﻦ { ﻗﺎﻝ : ﻣﻦ ﺻﻠﺐ ﻧﺒﻲ ﺇﻟﻰ ﻧﺒﻲ ﺣﺘﻰ ﺻﺮﺕ ﻧﺒﻴﺎ
ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺰﺍﺭ ﻭﺭﺟﺎﻟﻪ ﺛﻘﺎﺕ
Dari Ibnu Abbas mengenai potongan ayat :
ﻭﺗﻘﻠﺒﻚ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﺎﺟﺪﻳﻦ
Dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud.
Beliau berkata : Dari Sulbi seorang nabi kepada nabi yang lain hingga Engkau menjadi Nabi. Diriwayatkan oleh Al Bazzar dan rijal-rijal (semua tokoh perowinya) tsiqot.
(Majma'az Zawaid Juz 8 Hal. 395)
Imam Al Alusi dalam tafsir Ruhul Ma`ani ketika berbicara mengenai ayat tersebut berkata :
ﻭﺍﺳﺘﺪﻝ ﺑﺎﻵﻳﺔ ﻋﻠﻰ ﺇﻳﻤﺎﻥ ﺃﺑﻮﻳﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻛﻤﺎ ﺫﻫﺐ ﺍﻟﻴﻪ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺃﺟﻠﺔ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺃﻧﺎ ﺃﺧﺸﻰ ﺍﻟﻜﻔﺮ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﻳﻘﻮﻝ ﻓﻴﻬﻤﺎ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻨﻬﻤﺎ “
Aku menjadikan ayat ini sebagai dalil atas KEIMANAN KEDUA ORANG TUA NABI SAW sebagaimana yang dinyatakan oleh banyak daripada tokoh-tokoh besar Ahlus Sunnah. Dan AKU KHAWATIR KUFURNYA ORANG YANG MENGATAKAN KEKAFIRAN KEDUA ORANG TUA NABI, semoga Allah meridhai kedua orang tua Nabi… ”(Ruh Al-Ma’ani : 19/138)
Al Imam Abu Laits As Samarqandiy (Wafat tahun 373 H)
ﺑﺤﺮ ﺍﻟﻌﻠﻮﻡ - ( ﺝ 3 / ﺹ 278 )
ﻭﻳﻘﺎﻝ ﻭﺗﻘﻠﺒﻚ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﺎﺟﺪﻳﻦ ﻳﻌﻨﻲ : ﺗﻘﻠﺒﻚ ﻓﻲ ﺃﺻﻼﺏ ﺍﻵﺑﺎﺀ ، ﻭﺃﺭﺣﺎﻡ ﺍﻷﻣﻬﺎﺕ ﻣﻦ ﺁﺩﻡ ﺇﻟﻰ ﻧﻮﺡ ، ﻭﺇﻟﻰ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ، ﻭﺇﻟﻰ ﻣﻦ ﺑﻌﺪﻩ ﺻﻠﻮﺍﺕ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻬﻢ .
Dan dikatakan: Dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud, maksudnya yaitu perubahan gerak badanmu di antara sulbi-sulbi para ayah dan rahim-rahim para ibu mulai dari Nabi Adam, Nuh sampai Ibrahim terus sampai orang-orang setelahnya. Semoga Sholawat Allah tercurah atas mereka (semua).
Al Imam Ibnu Ujaibah di dalam tafsirnya Al Bahrul Madiid berkata :
ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻟﻤﺪﻳﺪ - ( ﺝ 4 / ﺹ 357 )
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻘﺸﻴﺮﻱ : } ﻭﺗﻘﻠﺒﻚ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﺎﺟﺪﻳﻦ { ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺑﻚ ، ﻭﻳﻘﺎﻝ : ﺗﻘﻠﺒﻚ ﻓﻲ ﺃﺻﻼﺏ ﺁﺑﺎﺋﻚ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ، ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻋﺮﻓﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪ ، ﻓﺴﺠﺪﻭﺍ ﻟﻪ ، ﺩﻭﻥ ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﻌﺮﻓﻪ . ﻩ .
Al Imam Al Qusyairiy berkata : Dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud dari sahabat-sahabatmu. Dan diakatakan : Dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di sulbi-sulbi para ayah dari golongan muslimin yg mengetahui Allah lalu mereka semua sujud kepada-Nya.
Al Imam Ibnu Abi Hatim (meninggal tahun 327H) di dalam tafsirnya berkata :
ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺍﺑﻦ ﺃﺑﻰ ﺣﺎﺗﻢ - ﻣﺸﻜﻮﻝ - ( ﺝ 11 / ﺹ 40 ) ﻋَﻦِ ﺍﺑْﻦِ ﻋَﺒَّﺎﺱٍ، ﻓِﻲ ﻗَﻮْﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ : " ﻭَﺗَﻘَﻠُّﺒَﻚَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﺎﺟِﺪِﻳﻦَ " ، ﻗَﺎﻝَ ": ﻣَﺎﺯَﺍﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﺘَﻘَﻠَّﺐُ ﻓِﻲ ﺃَﺻْﻼﺏِ ﺍﻷَﻧْﺒِﻴَﺎﺀِ ﺣَﺘَّﻰ ﻭَﻟَﺪَﺗْﻪُ ﺃُﻣُّﻪُ ".
Dari Ibnu Abbas mengenai firman Allah : " ﻭَﺗَﻘَﻠُّﺒَﻚَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﺎﺟِﺪِﻳﻦَ "Beliau berkata : Nabi Saw selalu berpindah dari sulbi-sulbi para Nabi hingga dilahirkan oleh ibunya.
Al Imam Suyuthi dalam kitab tafsirnya Ad Durrul Mantsur :
ﺍﻟﻤﻨﺜﻮﺭ - ( ﺝ 7 / ﺹ 418 )
ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ } ﻭﺗﻘﻠﺒﻚ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﺎﺟﺪﻳﻦ { ﻗﺎﻝ : ﻣﺎ ﺯﺍﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﺘﻘﻠﺐ ﻓﻲ ﺃﺻﻼﺏ ﺍﻷﻧﺒﻴﺎﺀ ﺣﺘﻰ ﻭﻟﺪﺗﻪ ﺃﻣﻪ . ﻭﺃﺧﺮﺝ ﺍﺑﻦ ﻣﺮﺩﻭﻳﻪ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﻗﺎﻝ : « ﺳﺄﻟﺖ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻘﻠﺖ : ﺑﺄﺑﻰ ﺃﻧﺖ ﻭﺃﻣﻲ ﺃﻳﻦ ﻛﻨﺖ ﻭﺁﺩﻡ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ؟ ﻓﺘﺒﺴﻢ ﺣﺘﻰ ﺑﺪﺕ ﻧﻮﺍﺟﺪﻩ ﺛﻢ ﻗﺎﻝ » ﺇﻧﻲ ﻛﻨﺖ ﻓﻲ ﺻﻠﺒﻪ ، ﻭﻫﺒﻂ ﺇﻟﻰ ﺍﻷﺭﺽ ﻭﺃﻧﺎ ﻓﻲ ﺻﻠﺒﻪ ، ﻭﺭﻛﺒﺖ ﺍﻟﺴﻔﻴﻨﺔ ﻓﻲ ﺻﻠﺐ ﺃﺑﻲ ﻧﻮﺡ ، ﻭﻗﺬﻓﺖ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻓﻲ ﺻﻠﺐ ﺃﺑﻲ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ، ﻭﻟﻢ ﻳﻠﺘﻖ ﺃﺑﻮﺍﻱ ﻗﻂ ﻋﻠﻰ ﺳﻔﺎﺡ ، ﻟﻢ ﻳﺰﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﻨﻘﻠﻨﻲ ﻣﻦ ﺍﻹِﺻﻼﺏ ﺍﻟﻄﻴﺒﺔ ﺇﻟﻰ ﺍﻷﺭﺣﺎﻡ ﺍﻟﻄﺎﻫﺮﺓ ﻣﺼﻔﻰ ﻣﻬﺬﺑﺎً ﻻ ﺗﺘﺸﻌﺐ ﺷﻌﺒﺘﺎﻥ ﺇﻻ ﻛﻨﺖ ﻓﻲ ﺧﻴﺮﻫﻤﺎ .
Dari Ibnu Abbas mengenai firman Allah Swt :
ﻭﺗﻘﻠﺒﻚ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﺎﺟﺪﻳﻦ
Dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Beliau berkata: Nabi Saw selalu berpindah-pjndah dari sulbi para nabi hingga dilahirkan oleh ibunya. Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ibnu Abbas, beliau berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, Demi ayah dan ibuku, dimanakah dirimu dan Nabi Adam ?? Apakah di Surga ?? Rasulullah Saw tersenyum hingga terlihat giginya, lalu beliau berkata: Aku berada di sulbi Adam dan (ketika) diturunkan ke bumi aku masih tetap berada di sulbinya. Aku menaiki perahu di sulbi datukku Nuh. Aku dilempar ke dalam api (sedangkan aku) di sulbi datukku Ibrahim. Dan tidaklah kedua orang tuaku menemui perzinahan. Allah selalu MEMINDAHKAN AKU DARI SULBI-SULBI YG BAIK DAN RAHIM-RAHIM YANG SUCI, DIBERSIHKAN SERTA DIMUNIKAN. TIDAK BERCABANG 2 GOLONGAN (BANGSA) MELAINKAN AKU BERADA DI FIHAK YG TERBAIK DIANTARA KEDUANYA.
Syekh Abu Thayyib Muhammad Shiddiq Khan Al Husainiy dalam tafsirnya, Fathul Bayan fi Maqashidl Quran berkata :
ﻓﺘﺢ ﺍﻟﺒﻴﺎﻥ ﻓﻲ ﻣﻘﺎﺻﺪ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ - ( ﺝ 9 / ﺹ 425 )
( ﻭﺗﻘﻠﺒﻚ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﺎﺟﺪﻳﻦ ) ﺍﻟﻤﺼﻠﻴﻦ، ﺃﻱ ﻭﻳﺮﺍﻙ ﺇﻥ ﺻﻠﻴﺖ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﺭﺍﻛﻌﺎً ﻭﻗﺎﺋﻤﺎً ﻭﺳﺎﺟﺪﺍً، ﻛﺬﺍ ﻗﺎﻝ ﺃﻛﺜﺮ ﺍﻟﻤﻔﺴﺮﻳﻦ ﻭﻋﻦ ﻣﻘﺎﺗﻞ ﺃﻧﻪ ﺳﺄﻝ ﺃﺑﺎ ﺣﻨﻴﻔﺔ ﺭﺣﻤﻬﻤﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﻫﻞ ﺗﺠﺪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺑﺎﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻗﺎﻝ ﻻ ﻳﺤﻀﺮﻧﻲ ﻓﺘﻼ ﻟﻪ ﻫﺬﻩ ﺍﻵﻳﺔ، ﻭﻗﻴﻞ : ﻳﺮﺍﻙ ﻓﻲ ﺃﺻﻼﺏ ﺍﻟﺮﺟﺎﻝ ﺍﻟﻤﻮﺣﺪﻳﻦ ﻣﻦ ﻧﺒﻲ ﺇﻟﻰ ﻧﺒﻲ ﻣﻦ ﻟﺪﻥ ﺁﺩﻡ ﻭﺣﻮﺍﺀ ﺇﻟﻰ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺁﻣﻨﺔ، ﺣﺘﻰ ﺃﺧﺮﺟﻚ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻣﺔ؛ ﻓﺠﻤﻴﻊ ﺃﺻﻮﻟﻪ ﺭﺟﺎﻻً ﻭﻧﺴﺎﺀ ﻣﺆﻣﻨﻮﻥ .
Lihat pada bagian ini :
ﻭﻗﻴﻞ : ﻳﺮﺍﻙ ﻓﻲ ﺃﺻﻼﺏ ﺍﻟﺮﺟﺎﻝ ﺍﻟﻤﻮﺣﺪﻳﻦ ﻣﻦ ﻧﺒﻲ ﺇﻟﻰ ﻧﺒﻲ ﻣﻦ ﻟﺪﻥ ﺁﺩﻡ ﻭﺣﻮﺍﺀ ﺇﻟﻰ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺁﻣﻨﺔ، ﺣﺘﻰ ﺃﺧﺮﺟﻚ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻣﺔ؛ ﻓﺠﻤﻴﻊ ﺃﺻﻮﻟﻪ ﺭﺟﺎﻻً ﻭﻧﺴﺎﺀ ﻣﺆﻣﻨﻮﻥ
Melihat dirimu (Muhammad) dari Sulbi2 laki2 yg Meng-ESAKAN Allah mulai dari seorang Nabi ke Nabi yg lain mulai dari Nabi Adam dan Hawa' sampai Abdullah dan Aminah hingga mengeluarkanmu ke umat ini, maka semua orang tua nabi SAW baik laki2 dan perempuan itu semuanya MUKMIN (BERIMAN).
Dan masih banyak lagi ulama lain yang membahasnya. Saya cukupkan di atas.
Al-Allamah Al Arif Billah Syaikh Zaki Ibrahim berkata :
Sesungguhnya ahlul bait Nabi tak akan masuk ke dalam neraka dan ibunya adalah daripada ahlul bait Nabi sebagaimana yang dikeluarkan oleh Ibnu Sa’ad dan lainnya dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam: “Aku memohon kepada Allah supaya tidak ada satupun ahlul baitku yang masuk ke dalam neraka, maka Allah mengabulkan permohonanku.” Dan begitupula yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Jarir Ath-Thobari dari Ibnu Abbas tentang penafsiran ayat: wa la saufa yu’tika Rabbuka fa tardha; dan daripada keridhoan Muhammad adalah tidak ada satu daripada ahlul baitnya yang masuk ke dalam neraka. Maka memintakan ampun kepada ibunya dalam kondisi yang seperti ini juga merupakan suatu hal yang sia-sia dan percuma, dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam disucikan Allah dari hal yang percuma dan sia-sia.[‘Ismatun Nabi Zaki Ibrahim hal.96]
ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺍﻟﻄﺒﺮﻱ - ( ﺝ 24 / ﺹ 487 )
ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ، ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ : ( ﻭَﻟَﺴَﻮْﻑَ ﻳُﻌْﻄِﻴﻚَ ﺭَﺑُّﻚَ ﻓَﺘَﺮْﺿَﻰ ) ﻗﺎﻝ : ﻣﻦ ﺭﺿﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻻ ﻳﺪﺧﻞ ﺃﺣﺪ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻪ ﺍﻟﻨﺎﺭ .
Dari Ibnu Abbas mengenai firman Allah SWT : Wa la saufa yu’tika Rabbuka fa tardha (Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu , lalu hati kamu menjadi puas). Termasuk keridhoan Muhammad SAW adalah tidak ada satupun dari ahlul baitnya yang masuk ke dalam neraka. (Tafsir Ath Thobariy Juz 24 hal 487)
Selain itu, menurut sebagian ulama mengatakan bahwa orang tua Nabi Muhammad s.a.w. berada di neraka sama halnya dengan menyakiti hati beliau.
Syekh Ismail Haqqiy Al Khalwatiy dalam kitab tafsirnya :
ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺣﻘﻲ - ( ﺝ 11 / ﺹ 128 )
ﻗﺎﻝ ﺍﻻﻣﺎﻡ ﺍﻟﺴﻬﻴﻠﻰ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻴﺲ ﻟﻨﺎ ﺍﻥ ﻧﻘﻮﻝ ﺍﻥ ﺍﺑﻮﻯ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻰ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻟﻘﻮﻟﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ « ﻻ ﺗﺆﺫﻭﺍ ﺍﻻﺣﻴﺎﺀ ﺑﺴﺒﺐ ﺍﻻﻣﻮﺍﺕ » ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻳﻘﻮﻝ } ﺍﻥ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﺆﺫﻭﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ { ﺍﻵﻳﺔ ﻳﻌﻨﻰ ﻳﺪﺧﻞ ﺍﻟﺘﻌﺎﻣﻞ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭ ﻓﻰ ﺍﻟﻠﻌﻨﺔ ﺍﻵﺗﻴﺔ ﻭﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﺍﻟﻘﻮﻝ ﻓﻰ ﺍﻻﻧﺒﻴﺎﺀ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﺑﺸﺊ ﻳﺆﺩﺓ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻌﻴﺐ ﻭﺍﻟﻨﻘﺼﺎﻥ ﻭﻻ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﺘﻌﻠﻖ ﺑﻬﻢ
Imam As Suhailiy rahimahullah berkata: "Kami tidak akan mengatakan bahwasanya kedua orang tua Nabi s.a.w di neraka karena sabda beliau: "Janganlah kalian semua menyakiti orang-orang yang hidup dengan sebab orang-orang yang telah mati." Dan Allah ta'ala berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan rasul-Nya Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan." (Q.S. Al Ahzab 57), yakni perbuatan diatas masuk ke dalam laknat yg terdapat dalam ayat tsb. Dan tidak boleh mengatakan tentang diri para nabi alaihis salam dan apapun yang berhubungan dengan mereka sesuatu yang bisa mendatangkan aib dan kekurangan.
Di halaman lain :
ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺣﻘﻲ - ( ﺝ 1 / ﺹ 285 )
ﻭﺳﺌﻞ ﺍﻟﻘﺎﺿﻰ ﺍﺑﻮ ﺑﻜﺮ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻌﺮﺑﻰ ﺍﺣﺪ ﺍﻻﺋﻤﺔ ﺍﻟﻤﺎﻟﻜﻴﺔ ﻋﻦ ﺭﺟﻞ ﻗﺎﻝ ﺍﻥ ﺁﺑﺎﺀ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻓﻰ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻓﺄﺟﺎﺏ ﺑﺎﻧﻪ ﻣﻠﻌﻮﻥ ﻻﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻳﻘﻮﻝ } ﺍﻥ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﺆﺫﻭﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ﻟﻌﻨﻬﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻰ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺍﻵﺧﺮﺓ { ﻭﻓﻰ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ « ﻻ ﺗﺆﺫﻭﺍ ﺍﻻﺣﻴﺎﺀ ﺑﺴﺒﺐ ﺍﻻﻣﻮﺍﺕ »
Al Qadhiy Abu Bakar Al A’raabiy, salah satu Imam madzhab Malikiy, ditanyai mengenai seseorang yang mengatakan bahwa orang tua Nabi saw di neraka, beliau menjawab : Bahwasanya orang berkata demikian di laknat (oleh Allah SWT), karena Allah Ta'ala : “Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah akan melaknatinya di dunia dan akhirat, dan disiapkan bagi mereka azab yang menghinakan.” (QS. Al-Ahzab: 57). Dan di dalam sebuah Hadis, Nabi saw bersabda: "Janganlah kalian menyakiti yang hidup karena sebab yang telah wafat."
Kemudian ada satu bahasan ulasan ulama mengenai hadis ini :
ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲٍ ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻠًﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻳْﻦَ ﺃَﺑِﻲ ﻗَﺎﻝَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻗَﻔَّﻰ ﺩَﻋَﺎﻩُ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇِﻥَّ ﺃَﺑِﻲ ﻭَﺃَﺑَﺎﻙَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ
Dari Anas radliyallaahu ‘anhu : Bahwasannya ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam : “Wahai Rasulullah, dimanakah tempat ayahku (yang telah meninggal) sekarang berada ?”. Beliau menjawab : “Di neraka”. Ketika orang tersebut menyingkir, maka beliau memanggilnya lalu berkata : “Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka” . [HR. Muslim no. 203, Abu Dawud no. 4718, Ahmad no. 13861, Ibnu Hibban no. 578, Al-Baihaqi dalam Al-Kubraa no. 13856, Abu ‘Awanah no. 289, dan Abu Ya’la no. 3516].
Lafadz ABU (AYAH/BAPAK) dalam istilah bahasa Arab TIDAK MESTI bermakana AYAH KANDUNG.
Imam Suyuthi dalam kitab Masalikul Hunafa’ Fii Hayaati Abawayyil Musthofa menerangkan :
ﻣﺴﺎﻟﻚ ﺍﻟﺤﻨﻔﺎ ﻓﻲ ﻭﺍﻟﺪﻱ ﺍﻟﻤﺼﻄﻔﻰ - ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﺴﻴﻮﻃﻲ - ( ﺝ 1 / ﺹ 23 )
ﻭﻗﺪ ﻭﺟﻪ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﺍﻟﻠﻐﺔ ﺑﺄﻥ ﺍﻟﻌﺮﺏ ﺗﻄﻠﻖ ﻟﻔﻆ ﺍﻷﺏ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﻢ ﺇﻃﻼﻗﺎ ﺷﺎﺋﻌﺎ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻣﺠﺎﺯﺍ، ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺘﻨﺰﻳﻞ ( ﺃﻡ ﻛﻨﺘﻢ ﺷﻬﺪﺍﺀ ﺇﺫ ﺣﻀﺮ ﻳﻌﻘﻮﺏ ﺍﻟﻤﻮﺕ ﺇﺫ ﻗﺎﻝ ﻟﺒﻨﻴﻪ ﻣﺎ ﺗﻌﺒﺪﻭﻥ ﻣﻦ ﺑﻌﺪﻱ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﻧﻌﺒﺪ ﺁﻟﻬﻚ ﻭﺇﻟﻪ ﺁﺑﺎﺋﻚ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻭﺇﺳﻤﺎﻋﻴﻞ ﻭﺇﺳﺤﺎﻕ ) ﻓﺄﻃﻠﻖ ﻋﻠﻰ ﺇﺳﻤﺎﻋﻴﻞ ﻟﻔﻆ ﺍﻷﺏ ﻭﻫﻮ ﻋﻢ ﻳﻌﻘﻮﺏ ﻛﻤﺎ ﺃﻃﻠﻖ ﻋﻠﻰ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻭﻫﻮ ﺟﺪﻩ .
Dan Sungguh diterangkan dari sisi bahasa, bahwasanya orang Arab benar-benar mengucapkan lafadz BAPAK untuk PAMAN, meski hal tersebut adalah Majaz. Di dalam Al Quran disebutkan :
ﺃَﻡْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺷُﻬَﺪَﺍﺀَ ﺇِﺫْ ﺣَﻀَﺮَ ﻳَﻌْﻘُﻮﺏَ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕُ ﺇِﺫْ ﻗَﺎﻝَ ﻟِﺒَﻨِﻴﻪِ ﻣَﺎ ﺗَﻌْﺒُﺪُﻭﻥَ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِﻱ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻧَﻌْﺒُﺪُ ﺇِﻟَٰﻬَﻚَ ﻭَﺇِﻟَٰﻪَ ﺁﺑَﺎﺋِﻚَ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﻭَﺇِﺳْﻤَﺎﻋِﻴﻞَ ﻭَﺇِﺳْﺤَﺎﻕَ ﺇِﻟَٰﻬًﺎ ﻭَﺍﺣِﺪًﺍ ﻭَﻧَﺤْﻦُ ﻟَﻪُ ﻣُﺴْﻠِﻤُﻮﻥَ
Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
Nabi Ismail di sebut bapak padahal beliau adalah paman Nabi Ya'qub (ket : Nabi Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim), sebagaimana diucapkan atas Nabi Ibrahim (dengan sebutan bapak), padahal beliau adalah kakek Nabi Ya’qub.
Dan kalaupun kita ingin menghindari perselisihan pendapat ulama dalam permasalahan selamat atau tidaknya orang tua nabi s.a.w. dan memilih pendapat yang lebih aman serta selamat ada satu ungkapan menarik dari Al Imam Khothib Asy Syarbini di dalam kitab tafsir beliau As Sirajul Munir mengenai silang pendapat para ulama mengenai kedua ortu Nabi SAW ini :
ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺍﻟﺴﺮﺍﺝ ﺍﻟﻤﻨﻴﺮ - ( ﺝ 1 / ﺹ 2055 )
ﻭﺍﻷﻭﻟﻰ ﻟﻨﺎ ﺍﻹﻣﺴﺎﻙ ﻋﻦ ﺫﻟﻚ ﻓﺈﻥّ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻟﻢ ﻳﻜﻠﻔﻨﺎ ﺑﺬﻟﻚ ﻭﻧﻜﻞ ﺍﻷﻣﺮ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ، ﻭﻧﻘﻮﻝ ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﻟﻤﺎ ﺳﺌﻞ ﻋﻦ ﻃﺎﺋﻔﺔ ﺍﺑﻦ ﻋﺮﺑﻲ } ﺗﻠﻚ ﺃﻣّﺔ ﻗﺪ ﺧﻠﺖ ﻟﻬﺎ ﻣﺎ ﻛﺴﺒﺖ ﻭﻟﻜﻢ ﻣﺎ ﻛﺴﺒﺘﻢ ﻭﻻ ﺗﺴﺌﻠﻮﻥ ﻋﻤﺎ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﻌﻤﻠﻮﻥ { ( ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ، 134 )
"Yang utama bagi kita adalah IMSAK ( Menahan diri ) mengenai hal tsb (masalah kedua ortu Nabi SAW). Karena Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak membebani kita mengenai hal tsb. Kami menyerahkan urusan ini kepada Allah Ta'ala. Dan Kami ucapkan kata2 sebagaimana perkataan Imam Nawawi ketika ditanyakan kepada beliau tentang golongan Ibnu Arabi : "Itu adalah umat yang lalu, baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan." (Al Baqoroh 134)
SEMOGA BERMANFAAT
WALLAHU A'LAM....
Sumber : Dodi ElHasyimi
Kami membuat blog ini dengan tujuan mendakwahkan dan memperjuangkan islam, agar kita termasuk orang yang bahagia dunia akhirat.
Mendidik
KESELAMATAN ORANG TUA NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM DALAM PERSPEKTIF AL QURANUL KARIM....!!!!
Lokasi:
Sukajadi, Cibinong, Indonesia

Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kasih sayang ibu lebih besar daripada ayah
ROKOK ROTAMA
<a href="https://www.gardukita.com/reff/Ahmadsobari"><img src="https://www.gardukita.com/img/banner/160x600.gif...
-
Artikel Bahasa Sunda Tentang Agama "Kewajiban Berdo'a Kepada Allah" Replies: 0 By: Kustian Artikel bahasa sunda tentang...
-
PENYAKIT HATI DAN OBATNYA Replies: 0 By: penk syahid Hati bisa sakit sebagaimana halnya tubuh. Hal itu disebabkan ada unsur-unsur dan...
-
ARMINAREKA BEKASI Biro Perjalanan Umrah & Haji Plus Beranda ▼ Rabu, 25 September 2013 Nampi Panganten Versi 1 NAMPIKEUN PANGANTEN...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar