Maksud Fadhilah 27 Derajat dalam Shalat Berjamaah
Rasulullah saw bersabda dalam satu hadis:
ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺍﻟﺤﻤﺎﻋﺔ ﺍﻓﻀﻞ ﻣﻦ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﻔﺬ ﺑﺴﺒﻊ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ ﺩﺭﺟﺔ
Shalat jamaah lebih Baik 27 derajat dari pada shalat sendirian
(H.R Bukhari-Muslim)
Maksud 27 derajat dalam hadis di atas sebagaima yang ditafsir oleh para ulama adalah sebagi berikut:
1. Fadhilah memenuhi panggilan muazzin untuk shalat
2. Fadhilah mendapatkan Takbiratul Ihram pada awal waktu
3. Fadhilah melangkah ke mesjid dengan ketenangan (keihklasan)
4. Fadhilah menunggu jama’ah
5. Fadhilah mendapatkan doa dan kesaksian malaikat
6. Fadhilah memenuhi panggilan iqamah
7. Fadhilah keselamatan dari gangguan setan
8. Fadhilah menunggu Takbiratul Ihram imam
9. Fadhilah mendapatkan Takbiratul Ihram beserta Imam
10. Fadhilah meluluskan saf dan mengisi saf yang kosong
11. Fadhilah menjawab imam pada kata ﺳﻤﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻤﻦ ﺣﻤﺪﻩ
12. Fadhilah terpelihara dari lupa pada kebisaan dengan sebab shalat jama’ah
13. Fadhilah mengingatkan imam jika lupa
14. Fadhilah menghasilkan khusyuk dan terpelihara dari kelalaian
15. Fadhilah memperbagus kelakuan shalat
16. Fadhilah mendapat perlindungan dari malaikat
17. Fadhilah membaguskan tajwid Al-quran
18. Fadhilah memelihara rukun dan sunat ab’ad
19. Fadhilah menampakkan syiar Islam
20. Fadhilah karena benci Setan pada perkumpulan (jama’ah) dalam beribadah
21. Fadhilah saling tolong-menolong dalam berbuat ta’at
22. Fadhilah sifat rajin bagi pemalas, menghilangkan su’uzan (buruk sangka) bagi orang yang meninggalkan shalat dan menghilangkan sifat kemunafikan.
23. Fadhilah niat mejawab salam untuk imam
24. Fadhilah mendapat keberkahan dalam melakukan doa dan zikir bersama yang terpelihara dari kekurangan
25. Fadhilah terbentuknya kasih sayang dengan
jiran (tetangga) dan memberi tahu mereka dengan masuknya waktu shalat
26. Fadhilah mendengar bacaan imam
27. Fadhilah membaca Amin beserta imam yang bersamaan dengan Amin para malaikat.
Salah satu Fadhilah yang sangat besar pula yaitu," Barang siapa yang shalat berjamaah, dan beriringan takbiratul ihramnya dengan imam Selama 40 hari niscaya Allah swt akan melepaskan nya dari kemunafikan (meninggalkan dunia dalam keadaan selamat iman). Wallahua'lam.
Sumber : I’anatut Thalibin juz II hal. 3 cet. Haramain.
Kami membuat blog ini dengan tujuan mendakwahkan dan memperjuangkan islam, agar kita termasuk orang yang bahagia dunia akhirat.
Mendidik
Maksud 27 derajat sholat berjamaah

Perbedaan masjid dan musholla
Perbedaan Antara Masjid Dan Musholla
Replies: 0
By: Fikih Kontemporer
Fatwa Daar al Ifta al Mamlakah al Urduniyyah al Hasyimiyyah (Kerajaan Yordania).
Mufti: Lajnah al Ifta.
Judul: Perbedaan antara masjid dan musholla dan hukum keduanya.
Nomor: 2064.
Tanggal: 12-06-2012.
Soal: Apa definisi musholla dari sisi syari'at? Apa perbedaannya dengan masjid? Apa hukum yang berbeda antara keduanya seperti pelaksanaan shalat misalnya? Dan bolehkah meninggikan musholla dengan loteng yang baru?
Jawab: Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga tercurah pada Sayyidina Rasulillah.
Setiap tanah di bumi ini sah untuk shalat dan terbilang masjid, berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Dijadikan bagiku bumi sebagai tempat sujud dan suci". (HR. Bukhari). Tetapi masjid yang berlaku hukum fiqih adalah tempat yang ditentukan untuk shalat ataupun diwakafkan dan tertahan agar digunakan khusus untuk shalat.
Adapun musholla adalah tempat shalat dan berdoa, tidak disyaratkan harus diwakafkan, tapi sah berupa wakaf atau selainnya. Jadi, musholla itu mencakup masjid dan selain masjid. Setiap masjid adalah musholla dan setiap musholla tidak tentu masjid.
Masjid dan musholla dapat dibedakan pada sebagian hukum-hukumnya, yaitu:
1. Masjid sebagaimana kami sebutkan adalah tempat yang diwakafkan untuk shalat, maka tidak boleh bertindak di dalamnya dengan jual beli dan semacamnya. Imam Nawawi berkata:
"Yang jelas bahwa dalam penjagaan barang wakaf berpindah kepada Allah Ta'ala, maksudnya terlepas dari orang tertentu, bukan milik pemberi wakaf dan bukan pula milik yang diberi wakaf". (Minhaj ath Thalibin hal. 170).
Adapun musholla maka sah keberadaannya dimiliki oleh orang tertentu, sah penjualannya ataupun memindahkannya ke tempat lain, sah pula disewakan.
2. Haram bagi wanita haid dan orang junub berdiam di dalam masjid, tapi boleh bagi keduanya berdiam di musholla. Imam Nawawi berkata:
"Haram sebab janabah apa yang diharamkan sebab hadats dan berdiam di masjid, tidak haram melewatinya". (Minhaj ath Thalibin hal. 12).
3. I'tikaf ataupun shalat tahiyyatul masjid tidak sah keduanya kecuali di dalam masjid. Al Khathib asy Syarbini berkata: Tidak butuh kepada masjid sesuatupun dari beberapa ibadah kecuali shalat tahiyyatul masjid, i'tikaf dan thawaf". (Mughniy al Muhtaj juz 5 hal. 329).
4. Haram meninggikan masjid dengan bangunan atau loteng. Tertulis dalam Hasyiyah Ibnu Abidin juz 3 hal. 371:
"Apabila sifat kemasjidan telah sempurna seseorang menghendaki bangunan, maksudnya membangun rumah untuk imam diatas masjid maka dilarang".
Adapun musholla maka boleh demikian itu karena tidak diwakafkan, serta memperhatikan penjagaan terhadap kebersihan musholla dan kesuciannya dari najis.
Sah shalat Jum'at di musholla dan lebih afdhalnya dilaksanakan di masjid. Syeikh al Jamal berkata:
"Karena sesungguhnya pelaksanaan shalat Jum'at di masjid bukanlah syarat". (Hasyiyah al Jamal juz 2 hal. 238).
Wallahu Ta'ala a'lam.
(Diterjemah oleh: Al Murtadho).
Fatwa Daar al Ifta al Mamlakah al Urduniyyah al Hasyimiyyah (Kerajaan Yordania) no. 2064, Tanggal 12-06-2012
اسم المفتي: لجنة الإفتاء
الموضوع: الفرق بين المسجد والمصلى وأحكام كل منهما
رقم الفتوى: 2064
التاريخ : 12-06-2012
التصنيف: الوقف
نوع الفتوى: بحثية
السؤال: ما تعريف المصلى من الناحية الشرعية، وما الفرق بينه وبين المسجد، وما الأحكام التي تختلف بينهما كإقامة الجمعة مثلاً، وهل يجوز اعتلاء المصلى بطوابق جديدة؟
الجواب: الحمد لله، والصلاة والسلام على سيدنا رسول الله. كل بقعة من الأرض تصح الصلاة فيها تعد مسجداً؛ لقوله صلى الله عليه وسلم: (وَجُعِلَتْ لِي الأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا) رواه البخاري. لكن المسجد الذي تترتب عليه أحكام فقهية هو المكان الموقوف للصلاة، أي الذي وُقف وحُبس ليكون مخصصاً للصلاة. وأما المصلى فهو موضع الصلاة والدعاء، ولا يشترط فيه أن يكون موقوفاً، بل يصح أن يكون موقوفاً وغيره، فالمصلى إذن يشمل المسجد وغير المسجد، فكل مسجد مصلى وليس كل مصلى مسجداً
ويفارق المسجد المصلى في بعض الأحكام منها: أولاً: المسجد - كما ذكرنا - المكان الموقوف للصلاة؛ فلا يصح التصرف فيه ببيع ونحوه. قال الإمام النووي: "الأظهر أن الملك في رقبة الموقوف ينتقل إلى الله تعالى، أي ينفك عن اختصاص لآدمي فلا يكون للواقف ولا للموقوف عليه". منهاج الطالبين (170)، أما المصلى فيصح كونه مملوكاً لشخص معين، ويصح بيعه أو تحويله إلى مكان آخر، ويصح كونه مستأجراً
ثانياً: يحرم على الحائض والجنب اللبث في المسجد، بينما يصح لهما المكث في المصلى. قال الإمام النووي: "ويحرم بها - أي بالجنابة - ما حرم بالحدث، والمكث بالمسجد لا عبوره". منهاج الطالبين 1/ 12
ثالثاً: الاعتكاف أو تحية المسجد لا يصحان إلا في المسجد. قال الخطيب الشربيني: "ولا يفتقر شيء من العبادات إلى مسجد إلا التحية والاعتكاف والطواف". مغني المحتاج 5/ 329
رابعاً: يحرم اعتلاء المسجد ببناء أو طوابق. جاء في "حاشية ابن عابدين": "لو تمت المسجدية ثم أراد البناء - أي بناء بيت للإمام فوق المسجد - مُنع" (3/ 371)، أما المصلى فيصح ذلك لأنه ليس بموقوف، مع مراعاة المحافظة على نظافة المصلى وتنزيهه عن النجاسة
وتصح صلاة الجمعة في المصلى، والأفضل كونها في المسجد. قال الشيخ الجمل عن صلاة الجمعة: "لأن إقامتها في المسجد ليست بشرط". حاشية الجمل على شرح المنهج 2/ 238. والله تعالى أعلم
Labels: Fiqih Masjid

Kasih sayang ibu lebih besar daripada ayah
ROKOK ROTAMA
<a href="https://www.gardukita.com/reff/Ahmadsobari"><img src="https://www.gardukita.com/img/banner/160x600.gif...
-
Artikel Bahasa Sunda Tentang Agama "Kewajiban Berdo'a Kepada Allah" Replies: 0 By: Kustian Artikel bahasa sunda tentang...
-
PENYAKIT HATI DAN OBATNYA Replies: 0 By: penk syahid Hati bisa sakit sebagaimana halnya tubuh. Hal itu disebabkan ada unsur-unsur dan...
-
ARMINAREKA BEKASI Biro Perjalanan Umrah & Haji Plus Beranda ▼ Rabu, 25 September 2013 Nampi Panganten Versi 1 NAMPIKEUN PANGANTEN...