Hikam Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, Cara Menilai seseorang
"Jadilah kamu sebaik-baik manusia disisi Allah swt. Jadilah kamu seburuk-buruk manusia dihadapan dirimu. Jadilah kamu manusia biasa dihadapan manusia lainnya." (Ali bin Abi Thalib)
Menggapai kebahagiaan di akhirat, seseorang perlu mencarinya melalui ibadah yang dikerjakan serta dengan menjauhi maksiat.
Syeikh Abul Qadir al-Jailani berkata,
Jika kamu menjumpai seseorang, lihatlah kelebihannya lebih baik dari kelebihanmu. Engkau berkata ketika itu, 'mudah-mudahan dia lebih baik dariku disisi Allah swt dan derajatnya lebih tinggi'.
JIka dia adalah anak kecil, katakanlah 'Anak ini tidak bermaksiat, sedangkan aku telah bermaksiat kepada Allah. Anak ini lebih baik dariku'.
Jika orang itu lebih tua darimu, katakanlah 'Orang ini lebih dulu menyembah Allah ta'ala dari diriku'.
Jika dia orang berilmu, katakanlah 'Dia telah menyampaikan sesuatu yang tidak saya sampaikan, dan mencapai sesuatu yang belum saya capai. Orang ini juga beramal dengan ilmunya'.
Jika dia orang yang bodoh, katakanlah 'Orang ini bermaksiat kepada Allah kerna bodoh, sedangkan aku bermaksiat kepada Allah dengan ilmu. Aku tidak mengetahui dengan apa hidupku berakhir, dan dengan apa hidupnya berakhir'.
Jika orang itu adalah kafir, katakanlah 'Saya tidak mengetahui akhir kehidupan. Boleh jadi dia menjadi islam dan berbuat sebaik-baik amalan. Bolah jadi saya berbauat seburuk-buruk amalan dan menjadi kafir'.
Ada sebagian ulama yang berdoa dengan doa ini.
اللهم اجعلنى صبورا و اجعلنى شكورا و اجعلنى فى عينى صغيرا و فى اعين الناس كبيرا
"Allahummaj 'al ni sabuuran waj 'al ni syukuuran waj 'al ni fi aiinii shaghiiran wa fi 'a'yanin nasi kabiiran"
Ya Allah, jadikanlah aku seorang yang sabar. Jadikanlah aku seorang yang bersyukur. Jadikanlah aku pada pandanganku sendiri sebagai seorang yang kecil (biasa saja) dan jadikanlah aku memandangi manusia sebagai seorang yang besar dan hebat.